Mungkin kau memanglah seperti itu. Kau dilahirkan dengan
segala itu. Mungkin aku hanyalah satu dari seribu orang yang mendapatkan
kesempatan itu—bertemu denganmu. Mungkin bagimu aku tidaklah berarti apa-apa
walau sebentar saja sebab aku hanyalah satu dari sekian kemungkinan. Namun,
bagiku, bertemu denganmu adalah sebuah keajaiban, bukan kebetulan, melainkan
takdir indah yang disembunyikan.
Mungkin kita memang harus bertemu
untuk sebuah alasan tertentu. Bisa jadi, aku memang ditakdirkan untuk
mencintaimu, menjadi bagian dari hidupmu. Namun, itu hanyalah caraku memandang
kenyataan, melihat dengan cara yang lebih luas. Dalam pandang yang sempit,
semua yang terjadi di antara kita mungkin hanyalah sebuah kesalahan, kecelakaan
fatal.
Hanya pandang yang luas yang mampu
melihat ikatan tak kasatmata, hubungan yang seperti bias, firasat yang
berkelas. Hanya aku yang bisa melihat jauh ke dalam dunia yang di dalamnya
hanya ada kita. Hanya aku yang merasakan segalanya, sedangkan kau tidak, juga
yang lainnya. Hanya aku yang menjadi fiksi ketika semua adalah nonfiksi. Hanya aku
yang maya ketika semua ada di dunia nyata. Hanya aku yang berada di alam bawah
sadar ketika semua tinggal di alam sadar. Hanya aku yang tenggelam, begitu
dalam.
Katamu, cintaku hanya kata-kata. Kau
juga pernah mengatakan bahwa bahagia kita hanya kata-kata. Kisah kita, cerita
kita, semua tentang kita bagimu hanyalah kata-kata. Aku sudah tahu bahwa
semuanya telah selesai—sejak lama. Segala yang kauanggap kata telah menemui
kata tamat. Kalimat yang pernah ada di antara kita telah menemui titik sebagai
tanda baca.
Aku kira semua telah selesai sejak
kau memilihnya. Aku kira semua telah selesai ketika aku telah rela. Aku kira
semua telah selesai ketika kau tidak pernah lagi menyapa kala kita bersua. Aku
kira semua telah selesai saat aku tak lagi balas menatap mata yang dulu selalu
kutatap. Aku kira semua telah selesai ketika kita sama-sama mencoba melangkah
pada jalan yang berbeda.
Entah siapa sebenarnya yang belum
selesai. Aku dan perasaanku atau kau dengan kenangan masa lalu. Kalaupun
ternyata masih ada yang belum selesai dan itu ada di dalamku, kau tak perlu
khawatir. Aku telah mengendapkan fragmen ingatan jauh di alam bawah sadar
tentang kita yang sebatas kata. Kau tidak akan lagi melihatnya. Kau bisa
tertidur dengan tenang tanpa terganggu kilas memori yang memperlihatkan aku di
dalamnya. Tenanglah, hanya tinggal aku yang ada di sini. Berbahagialah, sudah
saatnya kau bahagia tanpa aku terlibat lagi seperti dulu kala.
No comments:
Post a Comment