Kau membuatku merasa seolah-olah
akulah yang kautuju, sementara aku membuatmu merasa seakan-akan kau bukan orang
yang kutuju. Kerap kali kita dengan sengaja menunjukkan rindu, tetapi ada saja
yang membuatnya tak tersampaikan. Entah berapa kali pula kita berusaha
merahasiakan rasa, tetapi lupa bahwa sepasang netra tak pernah luput mencitra
dan bercerita. Tiada tepermanai kata-kata yang tak terucap di antara kita;
beterbangan terbawa embus bayu yang menarikan gorden jendela juga helai rambut
yang tertata.
Waktu tidak pernah bermain-main di
antara kita. Begitu pula jarak, yang katanya mampu meluluhlantakkan dinding
perasaan, soyogianya tak mampu memutus ikatan. Jika memang bukan kau orangnya,
seharusnya kita tidak bertemu, bukan? Tiada tepermanai lintangan waktu dan
bentangan jarak yang menjadikan kita jauh, tetapi sungguh, ternyata kita sama
sekali tidaklah rapuh.
Mimpi, penantian, harapan, angan, kenyataan; semuanya bercampur baur. Di bumantara tersebar segala yang menguap dari kita, dari debar di balik dada sampai salam hangat dari hati terdalam. Manakala kita hidup di dunia berbeda, sejatinya alam akan selalu mengingatkan semua yang pernah terjadi. Tiada tepermanai kenangan yang pernah kita ciptakan, kita hadiahkan kepada diri masing-masing agar tak pernah saling merasa asing satu sama lain.
Kini kusadari, seperti apa pun aku
mengenalmu, tidaklah aku memahami sedikit pun tentangmu. Makalah itu, sedari
dulu hingga detik ini, ingin aku mengenalmu lebih jauh, lebih dalam, hingga
dapat kuketahui masih adakah aku di hatimu. Tentang caramu berpikir, aku
sungguh tak habis pikir. Tentang polamu bertingkah, betul-betul aku taktahu
arah. Tiada tepermanai hal-hal yang begitu tersembunyi dari dirimu yang penuh
teka-teki.
Aku masih belum menyerah. Aku masih begitu yakin meski segala yang ada di penjuru dunia berkata tak mungkin. Jika Tuhan Yang Mahatahu saja menunggu, mengapa kita harus terburu-buru? Terhadap jawaban yang tidak kontan didapatkan, menanti adalah sebuah bentuk kepercayaan. Tiada tepermanai anugerah yang akan diperoleh manakala sepanjang waktu aku tetap di jalan yang satu tanpa sedetik pun menoleh.
No comments:
Post a comment